Pentingnya Berkomunikasi Dan Tabayun Dalam Islam Dengan Menggapai Kebenaran Dan Keharmonisan
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Islam menekankan pentingnya komunikasi yang baik dan
tabayun dalam setiap aspek kehidupan. Komunikasi adalah sarana utama dalam
menjalin hubungan antarindividu, keluarga, masyarakat, hingga antarbangsa.
Namun, dalam berkomunikasi, Islam memberikan arahan agar setiap Muslim menjaga
adab, menghindari fitnah, serta senantiasa mencari kebenaran melalui tabayun
(klarifikasi).
Komunikasi
dalam Islam: Fondasi Keharmonisan Sosial
Komunikasi merupakan kunci dalam membangun hubungan
yang harmonis. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat: 11-12, "Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain,
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok). Dan janganlah kalian mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan...” Ayat ini menegaskan
pentingnya menjaga tutur kata dan perilaku dalam berinteraksi dengan orang
lain.
Rasulullah SAW juga bersabda, "Barang siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau
diam." (HR. Bukhari dan Muslim). Komunikasi yang baik berarti menjaga
perkataan agar tidak menyakiti perasaan orang lain dan menghindari ucapan yang
sia-sia atau merugikan.
Tabayun
sebagai Prinsip Kebenaran dalam Islam
Tabayun adalah sikap untuk memverifikasi dan
mengklarifikasi informasi sebelum mempercayainya atau menyebarkannya. Allah SWT
menegaskan dalam QS. Al-Hujurat: 6, "Wahai orang-orang yang beriman!
Jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan
teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu." Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu berhati-hati terhadap
informasi yang kita terima, terutama dari sumber yang tidak terpercaya.
Dalam kehidupan sehari-hari, tabayun berarti kita
harus memeriksa kebenaran suatu informasi sebelum bertindak atau berbicara. Hal
ini sangat penting untuk menghindari fitnah, kesalahpahaman, dan permusuhan di
antara sesama Muslim.
Nasihat
Para Ulama tentang Komunikasi dan Tabayun
Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin
menyebutkan bahwa komunikasi yang baik adalah bagian dari akhlak mulia. Beliau
menegaskan bahwa seorang Muslim harus menjaga lisannya dari perkataan yang
menyakiti orang lain dan menghindari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba),
serta kebohongan. Al-Ghazali juga mengingatkan bahwa lisan adalah salah satu
faktor yang dapat membawa kebaikan atau kerusakan dalam kehidupan seseorang.
Imam Syafi’i rahimahullah juga menekankan pentingnya
sikap hati-hati dalam menyebarkan berita. Beliau berkata, “Barangsiapa yang
tidak menjaga lisannya, maka ia tidak akan dipandang mulia.” Ini menekankan
bahwa kehormatan seseorang sangat bergantung pada bagaimana ia berbicara dan
bertindak.
Dampak
Buruk Fitnah dan Ghibah
Fitnah dan ghibah adalah dua penyakit lisan yang
sangat dilarang dalam Islam. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat: 12, "Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seseorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya." Fitnah dan
ghibah dapat merusak hubungan antara individu dan masyarakat, menimbulkan
kebencian, dan menyebabkan perpecahan.
Rasulullah SAW juga bersabda, "Barang siapa
yang menutupi aib seorang Muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari
kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, menjaga lisan dan
menghindari perkataan yang menyakitkan atau menyebarkan aib orang lain adalah
bagian dari kewajiban setiap Muslim.
Tabayun
dalam Kehidupan Sehari-Hari
Tabayun bukan hanya berlaku dalam konteks informasi,
tetapi juga dalam hubungan interpersonal. Sering kali, kesalahpahaman terjadi
karena kurangnya klarifikasi atau komunikasi yang jelas. Seorang Muslim
diajarkan untuk tidak cepat marah atau membuat kesimpulan tanpa tabayun.
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang menahan amarahnya, maka
Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat." (HR. Ahmad).
Dalam konteks ini, komunikasi yang baik adalah alat
utama untuk menyelesaikan perselisihan dan mempererat hubungan. Dengan tabayun,
seseorang bisa mendapatkan gambaran yang jelas sebelum membuat keputusan atau
mengambil tindakan.
Pentingnya
Berkomunikasi dengan Bijak dan Tabayun
Berkomunikasi dengan bijak dan melakukan tabayun
adalah bagian dari akhlak mulia yang diajarkan dalam Islam. Dengan menjaga
lisan dan berhati-hati dalam menerima serta menyebarkan informasi, kita dapat
menghindari fitnah, menjaga keharmonisan, dan meraih keridhaan Allah SWT.
Nasihat para ulama dan imam besar menunjukkan betapa
pentingnya menjaga lisan dan memastikan kebenaran informasi sebelum bertindak.
Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW, "Barang siapa yang dapat
menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya (lisan) dan apa yang ada
di antara dua kakinya (kemaluan), maka aku menjamin surga untuknya."
(HR. Bukhari).
Semoga kita semua dapat menjadi pribadi yang
senantiasa menjaga komunikasi yang baik dan selalu melakukan tabayun, sehingga
terhindar dari kesalahpahaman dan perpecahan. Dengan berkomunikasi secara
bijak, kita dapat membangun masyarakat yang harmonis, penuh kasih sayang, dan
diridhai oleh Allah SWT. Aamiin.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Komentar
Posting Komentar